Thursday, October 30, 2008

Episode 8

PERSETERUAN Melati dan Marvel terus berlanjut. Di tangga darurat, Marvel berusaha mencari pinjaman uang untuk membebaskan Om Toni dari penjara. Tak lama kemudian, salah seorang senior di kantor memanggil Marvel untuk mengikuti rapat. Di dalam ruangan, Melati tampak jutek melihat Marvel yang datang dengan wajah memancarkan ketakutan. Saat rapat berlangsung, Revan lagi-lagi mengganggu dengan berbagai pertanyaan layaknya bocah kecil.


Di kantor, Dika terlihat gundah gulana. Tiba-tiba Aurel datang dan langsung memaki Dika, lantaran tersinggung dengan perlakuan Dika yang mengacuhkan dirinya. Dika lantas mengajak Aurel mendiskusikan masalah mereka di luar. Ketika hendak beranjak, Aurel mendengar Dika mengangkat telepon dari Shafa dengan suara lembut, hingga membuat gadis itu cemburu. Di kafe, Dika menegaskan bahwa dia hanya ingin berteman saja dengan Aurel.

Sementara itu, Marvel berkeliling mencari pinjaman uang. Sayang, usahanya tidak membuahkan hasil. Ia pun mampir ke kantor Shafa, dan menceritakan masalah Om Toni. Namun Marvel mememinta Shafa agar merahasiakan hal tersebut. Di jalan, seorang teman kantor menelepon Marvel untuk mengabarkan kalau Revan hilang. Dalam keadaan panik, Marvel bergegas kembali ke kantor.


Aditya terkejut melihat Melati datang membawa anak kecil. Melati menjelaskan kalau bocah cilik itu adalah anak Marvel, dan saat itu juga meluncur unek-unek dari mulut Melati yang mengungkapkan kekesalannya atas ulah Marvel yang membawa anak kecil ke kantor. Namun sewaktu Aditya menyuruh Melati marah kepada Marvel, gadis itu malah membela dengan mengatakan kalau Marvel memang sedang ada masalah, sehingga tidak ada yang menjaga Revan.

Di kantor, semua orang heboh mencari Revan. Pada saat bersamaan, Melati dan Aditya kembali ke kantor sambil menikmati es krim. Tak lama kemudian, Siska menelepon Melati untuk mengabarkan bahwa Revan hilang. Sontak Melati kaget, dan buru-buru mengatakan kalau Revan sedang bersama dirinya.

Sementara Selva dan Nenek Lili senang mendengar Aurel memanggil Selva dengan sebutan ibu mertua. Sebaliknya, Anggi berusaha menyembunyikan keterkejutannya. Aurel berusaha menarik perhatian Selva, dengan memberi hadiah berupa gelang berlian. Melihat kegirangan di wajah Selva, Aurel pun mempergunakan kesempatan itu untuk mengadukan sikap Dika yang cuek terhadap dirinya.


Di bagian lain, ketika Melati sedang berbicara lewat telepon, Marvel yang melihat keberadaan Aditya, Melati, dan Revan langsung meluapkan emosinya. Dia menyalahkan Melati yang tanpa memberitahu siapa pun mengajak Revan pergi. Waktu berselang, Marvel berusaha meminta maaf kepada Melati perihal masalah Revan. Melati menganggap Marvel sebagai pria yang tidak bertanggung jawab, dan mulai memberi ceramah mengenai tujuan hidup, termasuk memberi nasihat bahwa sebagai karyawan baru harus mempunya ambisi dalam berkarier. Melati lalu memberikan nomor dan alamat panti penitipan anak, agar Marvel menitipkan Revan mulai besok, sehingga pria itu bisa berkonsentrasi dalam bekerja.


Sepulang kantor, Marvel mengajak Melati makan bersama sebagai tanda terima kasih. Sayang, ajakan itu tidak mendapat sambutan. Namun ketika Revan yang membujuk, Melati pun tidak kuasa menolak. Di restoran, tanpa sengaja Melati mengungkit soal ibu Revan sehingga Revan teringat sang ibu yang jarang bertemu, termasuk ayah Revan yang sedang berada dalam penjara. Bocah cilik itu pun menangis keras. Ketika Marvel dan Melati berusaha membujuk Revan, Aditya menelepon dan mendengar suara tangis Revan. Melati mengatakan kalau ia sedang bersama Marvel dan Revan, sehingga tidak bisa berbicara di telepon. Melati pun berjanji akan menghubungi Aditya esok hari.


Di rumah, Selva masih terus mengagumi berlian pemberian Aurel. Dika yang baru pulang, kaget begitu mengetahui kalau Aurel menyogok Selva dengan berlian mahal. Akhirnya, Dika mengaku bahwa dia sudah mempunyai pacar serius yang akan dibawanya Sabtu nanti. Keruan saja Selva tidak bisa menerima kenyataan itu, sedangkan Pak Slamet dan Melati mendukung keputusan Dika.

Selva lantas masuk ke kamar Dika, dan membujuk anaknya itu untuk menerima Aurel. Tidak puas dengan jawaban Dika, Selva lalu menumpahkan unek-uneknya kepada Melati. Setali tiga uang, Melati yakin bahwa keputusan kakaknya adalah yang terbaik.

Marvel yang gagal meminjam uang untuk mengeluarkan Om Toni dari penjara, berniat mengambil uang dari kamar ibunya. Apes, Anggi keburu memergoki. Tiba tiba terdengar suara Aurel berteriak. Anggi dan Nenek Lili mengira ada pencuri di lantai dua. Ternyata, Aurel memergoki Revan dan memarahinya dengan keras. Saat itulah Anggi dan Nenek Lili mengetahui keberadaan Revan. Nenek Lili menuduh Anggi dan Marvel bersekongkol untuk menyelundupkan Revan. Beberapa saat kemudian, Pak Surya datang dan langsung menengahi keributan. Tapi Nenek Lili dan Aurel telanjur kesal, dan kembali ke kamar masing-masing. Revan secara tidak sengaja keceplosan mengatakan kalau ayahnya sekarang berada dalam penjara.

Seketika, Anggi histeris mendengar keberadaan Om Toni dalam penjara. Marvel akhirnya menceritakan semua kejadian yang menimpa Om Toni, termasuk soal perceraiannya. Anggi marah karena Marvel tidak mau berterus terang kepada dirinya.

Sementara Pak Surya berusaha membujuk Nenek Lili agar menerima Revan di rumah mereka. Meskipun kesal, Nenek Lili tidak dapat berbuat apa-apa. Di meja makan, seluruh anggota keluarga sarapan dalam suasana tidak menyenangkan. Nenek Lili merasa terpojok dengan kedatangan Anggi dan Marvel. Pak Surya lantas meminta Marvel meninggalkan Revan di rumah saat bekerja.

Di kantor, Melati membawa contoh produk baru. Sebelum mencoba, Melati meminta semua karyawan menggosok gigi terlebih dulu agar benar-benar bisa merasakan keunggulan produk baru tersebut. Ketika semua orang pergi ke kamar kecil, Marvel datang. Dasar lapar, Marvel yang melihat contoh produk di meja tanpa basa basi menyikat semuanya...(Cn)


VIDEO :
- Episode 8, Part 1
- Episode 8, Part 2
- Episode 8, Part 3
- Episode 8, Part 4
- Episode 8, Part 5
- Episode 8, Part 6

^picture by meynard^