Monday, November 3, 2008

Episode 12

Karena Dika tidak pulang semalaman, Selva curiga Dika pergi dengan Shafa. Dan ketika HP Shafa tidak bisa dihubungi, Selva menelepon rumah Shafa. Ternyata Shafa juga tidak pulang ke rumah. Selva makin marah dengan Shafa.

Rekan-rekan kerja Melati dan Marvel menyemangati mereka berdua untuk berusaha agar usul Marvel tentang mesin pemotong tahu bisa segera direalisasi. Untuk itu Marvel dan Melati terpaksa harus mencari toko besi yang bisa membuat mesin hasil design Marvel. Pada saat Marvel dan Melati berangkat mencari toko besi, Aditya menelepon Melati dan meminta Melati untuk mengantarnya mencari sofa. Aditya cemburu karena lagi-lagi Melati harus pergi dengan Marvel. Pada saat yang sama, Marvel juga mendapat telepon dari Kezia.

Setelah hampir putus asa, akhirnya mereka berdua menemukan toko besi yang sanggup membuat mesin seperti yang mereka maksud. Saking senangnya, tanpa sengaja tangan Melati menyenggol kayu penyangga tumpukan besi. Untung saja Marvel cepat menarik Melati sehingga tidak sampai tertimpa besi, walaupun mereka harus jatuh dilantai. Ternyata pada saat terjatuh, tanpa sengaja Marvel mencium pipi Melati.
Marvel meminta Melati untuk melupakan kejadian tadi, Melati pun menganggap bahwa kejadian tadi cuma kecelakaan yang tidak perlu diingat lagi. Tapi pada kenyataanya, mereka berdua tidak bisa begitu saja melupakan kejadian tersebut.

Aurel yang masih juga belum bisa mendapatkan hati Dika, mendesak Oma untuk segera memberikan bantuan kepada Dika. Tetapi Oma tidak setuju, Oma ingin Dika datang sendiri meminta bantuan kepadanya. Aurel marah dan menganggap Oma tidak bisa memahami perasaannya.

Karena pekerjaan mereka belum selesai, Melati dan teman2 satu team terpaksa lembur. Aditya menelepon yang merasa keberatan karena Melati terlalu mementingkan pekerjaan dan hampir tidak punya waktu untuknya. Akhirnya Melati berjanji untuk pergi nonton dengan Aditya besok. Mendengar hal itu, Marvel merasa cemburu.
Pada saat akan pulang, Marvel terlihat sedang menahan sakit. Ternyata gara-gara menolong Melati tadi siang, kaki Marvel luka. Karena merasa bersalah, Melati mengantar Marvel pulang, dengan alasan bahwa kalau besok Marvel tidak masuk kerja karena kakinya sakit, maka Melati juga yang akan kerepotan.

Dika ternyata menginap di mobil ditemani Shafa. Begitu pulang ke rumah, Shafa ditegur oleh keluarganya karena pergi dengan Dika bahkan sampai menginap.

Alat pemotong tahu yang dipesan Melati dan Marvel akhirnya selesai, sayangnya hasilnya tidak seperti yang mereka harapkan. Pada saat mereka membicarakan usaha mereka yang gagal, Aditya menelepon Melati dan mengajaknya menonton film di apartemen Aditya. Mendengar Melati akan berkencan dengan Aditya, Marvel juga segera menelepon Kezia, untuk membuat Melati cemburu.

Tanpa sengaja, Rony mendengar perkataan Pak Broto yang mengatakan bahwa Marvel adalah anak Pak Surya. Mengetahui Rony sudah tahu siapa Marvel, Pak Broto meminta Rony untuk menjaga rahasia itu. Sejak itu Pak Broto dan Rony jadi bersikap berlebihan kepada Marvel.

Pada waktu Melati meminta Marvel mengantarnya ke supermarket untuk mengantar pamflet, Marvel meminta ijin Melati untuk mencoba alat pemotong tahu yang tadi berusaha diperbaikinya. Melati makin kagum dengan Marvel yang ternyata pantang menyerah dan tidak gampang putus asa.
Pulang dari supermarket ternyata Aditya sudah menunggu Melati untuk pergi ke apartemennya.

Sementara Melati pergi ke apartemen Aditya, Marvel pergi ke bioskop dengan Kezia. Pada waktu ada adegan romantis dalam film, mendadak Marvel teringat Melati dan yang tampak dalam layar adalah Melati yang akan berciuman dengan Aditya. Dengan spontan Marvel berdiri dan berteriak,”JANGAN!!”.