Friday, November 7, 2008

Episode 16

Gara-gara keluar sebagai pemenang lomba foto, Marvel dan Melati jadi salah tingkah di depan teman-temannya. Apalagi waktu teman-teman mereka memasang foto Melati dan Marvel dengan ukuran besar di ruang kerja mereka. Dengan alasan mengganggu konsentrasi kerja, Melati segera mencopot gambar itu.


Sementara itu, Selva senang sekali karena Oma Lili memberi tahu dia bahwa Dika sudah menerima Aurel. Selva sudah membayangkan punya besan seorang pemilik supermarket besar.

Aditya yang kebetulan datang ke kantor Melati, terkejut melihat foto-foto pengantin Marvel dan Melati dipasang di lobby kantor. Apalagi teman-teman Melati sangat antusias menceritakan keserasian mereka berdua. Melati dan Marvel jadi makin salah tingkah. Ketika Ronny bertanya apa Aditya cemburu, Aditya menjawab bahwa dia mengerti kalau apa yang Melati lakukan semata-mata untuk keperluan pekerjaan. Lagipula Marvel adalah teman SMA Aditya, jadi tidak ada alasan untuk cemburu dengan Marvel.


Karena kejadian di kantor tadi, Melati minta maaf kalau sudah membuat Aditya tidak nyaman. Aditya sudah tidak mau mempermasalahkan hal itu lagi, karena ada kabar lain yang lebih penting. Mama Aditya akan datang ke Jakarta dari New York, dan Aditya sudah tidak sabar ingin segera mengenalkan Melati ke mamanya.

Sementara itu, Toni dan Revand yang sedang membersihkan kamar Oma Lili, tidak sengaja menjatuhkan cincin berlian Oma Lili.
Mengetahui cincin berliannya tidak ada ditempat biasa ia menyimpan, Oma menuduh Anggi yang mengambil cincinnya. Aurel yang dari semula sudah tidak suka dengan keluarga Anggi, ikut menambah panas suasana. Aurel mengatakan bahwa sejak keluarga Anggi tinggal disitu, rumahnya menjadi kacau. Toni yang merasa bertanggung jawab atas hilangnya cincin Oma memilih untuk pergi dari rumah itu. Walaupun dia orang miskin, tapi ia masih punya harga diri dan bukan seorang pencuri seperti apa yang dituduhkan Oma.
Toni menitipkan Revand ke Marvel, jika nanti Toni sudah dapat pekerjaan yang tetap, ia akan menjemput Revand.


Di tempat lain, Selva senang sekali ketika bercerita pada Melati kalau tadi siang Dika pergi berkencan dengan Aurel. Melati terkejut mendengar cerita Selva. Tepat saat itu Slamet datang. Begitu Dika sampai rumah, Slamet memarahi Dika. Dika harus menentukan sikap, harus bisa bertanggung jawab, bukan cuma memikirkan kepentingannya sendiri. Dika juga harus memikirkan perasaan Shafa.
Mendengar Slamet memarahi Dika, Selva membela Dika. Menurut Selva, apa yang dilakukan Dika adalah yang terbaik, karena sampai kapanpun Selva tidak akan pernah merestui hubungan Dika dengan Shafa.
Melihat orang tuanya ribut, Dika marah dan mengatakan bahwa dia yang akan menentukan dengan siapa dia akan menikah. Dan dia juga yang akan menyelesaikan masalahnya sendiri.


Keesokan harinya, Melati dan Marvel sama-sama datang ke kantor dengan muka masam.
Tidak lama kemudian Marvel mendapat telepon dari Kezia. Kezia mengajak Marvel nonton bioskop sepulang dari kantor. Melati merasa cemburu melihat Marvel bersikap mesra dengan Kezia di telepon. Tapi dia pura-pura tidak peduli untuk menutupi perasaannya.

Aurel yang sudah berhasil mendapatkan Dika, menjemput Dika untuk dikenalkan dengan Pak Surya. Pak Surya sempat menanyakan apakah Dika mencintai Aurel. Karena sudah tidak mungkin mundur dari permainan itu, Dika mengatakan kalau dia juga mencintai Aurel. Pak Surya menitipkan Aurel kepada Dika. Karena Aurel yang kelihatannya kuat, sebenarnya jiwanya rapuh, terutama sejak mamanya meninggal.

Di kantor, Marvel sibuk mencari-cari informasi di internet tentang film apa yang akan ditontonnya dengan Kezia sepulang kantor. Melihat Marvel kebingungan, Pak Broto menyarankan Melati untuk membantu Marvel.
Waktu Melati akan membantunya mencari informasi di internet, tanpa sengaja tangan Marvel memegang tangannya.


Ketika akan berangkat nonton dengan Kezia, Marvel malah sibuk memikirkan Melati. Marvel juga tidak henti-hentinya menelepon Melati untuk menanyakan hal-hal yang tidak penting.
Sampai di bioskop, Marvel bercerita bahwa Melatilah yang menunjukkan tempat itu. Melati juga yang memilihkan film apa yang bagus untuk ditonton. Kezia merasa tidak suka Marvel terlalu sering menyebut nama Melati.
Film yang mereka tonton ternyata film horor. Alhasil, sepanjang film diputar Marvel selalu ketakutan.


Sepulang dari bioskop, Kezia bertanya kenapa Marvel tidak pernah bawa mobil. Marvel bercerita bahwa dia cuma anak tiri pemilik Royale. Lagi pula dia juga tidak mau memanfaatkan fasilitas dari ayahnya. Dalam pekerjaan pun dia hanya jadi karyawan biasa.
Kezia pun terkejut dan kecewa mendengar cerita Marvel, karena dengan begitu sampai kapanpun Marvel tidak akan pernah menjadi pemilik Royale Supermarket.


VIDEO :

- Episode 16, Part 1
- Episode 16, Part 2
- Episode 16, Part 3
- Episode 16, Part 4
- Episode 16, Part 5
- Episode 16, Part 6