Monday, November 10, 2008

Episode 19

Melihat Melati dan Marvel didalam mobil, Aditya emosi dan memukul Marvel. Sayangnya sebelumnya Aditya sudah meminta Melati untuk masuk ke pameran. Melihat ada yang tidak beres, Melati kembali menghampiri mereka berdua. Melihat Aditya dan Marvel beradu mulut, Melati menjelaskan kenapa Marvel mengantarnya dan mengapa Marvel membantunya membuka seatbelt.


Mendengar penjelasan Melati, Aditya merasa bersalah kepada Marvel. Akhirnya Aditya mengajak Marvel bertemu disebuah cafe dekat kantor Marvel.
Aditya minta maaf atas yang terjadi tadi malam, tapi Aditya juga ingin kejelasan atas perasaan Marvel terhadap Melati. Marvel mengaku bahwa memang ia suka dengan Melati. Melati baik, tegas dan pengertian. Type perempuan seperti Melatilah yang dicari Marvel. Mendengar jawaban Marvel, Aditya marah dan memukul Marvel.
Marvel tidak merasa bersalah atas jawabannya, Aditya yg lebih dulu bertanya, jadi dia menjawab sesuai dengan apa yang dia rasakan. Lagipula Marvel juga tidak punya keinginan untuk memiliki Melati, karena ia tahu Melati sudah punya Aditya. Marvel hanya ingin melakukan sesuatu buat orang yang dia suka.


Sementara itu, Eva yang masih tidak mau menerima Dika memutuskan hubungan dengan Shafa, menemui Dika di kantornya. Eva minta kejelasan apa yang sebenarnya terjadi antara Dika dan Shafa, apakah ada perempuan lain? Dika hanya mengatakan bahwa semua itu bukan urusan Eva.

Pulang dari cafe, Marvel kembali ke kantor. Marvel mulai menjaga jarak dengan Melati. Melati sempat melihat bekas pulukan di pipi Marvel, tetapi Marvel tidak mau mengaku apa yang sebenarnya terjadi.


Eva masih saja belum merelakan Dika memutus Shafa. Kali ini giliran Selva yang ditemui Eva. Eva kembali mengamcam Selva, kalau sampai sesuatu terjadi pada Shafa, Eva tidak akan ragu melaporkan Dika ke polisi. Apalagi, Dika pernah pergi berdua semalaman dengan Shafa.
Keluarga Selva memang keluarga terpandang, tapi bukan berarti mereka bisa berlaku seenaknya terhadap Shafa.


Dirumah, Marvel kembali memikirkan pertemuannya dengan Aditya. Memang wajar-wajar saja bila tadi Aditya memukulnya. Aditya pantas marah ketika ada orang yang menyukai pacarnya, dan orang itu mengaku terus terang padanya.

Ketika Shafa tahu Eva menemui Dika dan Selva, Shafa marah. Waktu itu Shafa sedang makan malam. Melihat porsi makan Shafa yang lebih banyak dari biasanya, kedua tante Shafa curiga Shafa sedang hamil. Eva mengatakan, akan lebih bagus kalau Shafa hamil. Dengan begitu Dika harus menikahi Shafa.

Keesokan harinya, Marvel sama sekali tidak konsentrasi selama meeting. Ia juga semakin menghindari Melati. Ketika Melati mengajaknya ke Supermarket untuk membagi brosur, Marvel menolaknya.
Dikantor, Melati sempat menggoda Marvel dengan membuatnya kaget. Tidak seperti biasanya, Marvel malah marah. Dengan alasan punya penyakit lemah jantung, dan tidak ingin pingsan di kantor.
Melihat reaksi Marvel, Melati bingung, dan akhirnya mengajak Marel untuk berbicara empat mata. Melati merasa ada yang aneh dengan Marvel. Jika Marvel ada masalah dengan teman-teman satu team atau bahkan mungkin dengan Melati, semuanya bisa diselesaikan secara langsung sehingga tidak menggangu pekerjaan. Marvel hanya mengatakan bahwa dia hanya ingin berubah, ingin menjadi karyawan yang baik, yang kerja dengan benar dan sopan dengan atasan.


Dilain tempat, lagi-lagi Shafa datang ke rumah Selva untuk minta Selva merestui hubungannya dengan Dika. Hasilnya masih tetap sama. Selva tidak akan pernah merestui mereka berdua. Bahkan Selva mengatakan kalau Dika akan segera menikah dengan Aurel.

Sementara itu, bagian gudang kantor Marvel sedang kekurangan tenaga. Marvel dengan sukarela mau membantu, dan rela kerja lembur. Marvel sempat bertemu Aditya yang sedang menjemput Melati di kantor. Aditya memberitahu Marvel bahwa malam itu dia akan melamar Melati, dan itu berarti sudah tidak ada kesempatan buat marvel untuk mendekati Melati. Marvel harus menerima kenyataan. Dengan gaya cuek, Marvel mengatakan bahwa dia tidak peduli walaupun Aditya akan melamar Melati. Namun pada kenyataannya, Marvel tidak konsentrasi kerja karena membayangkan Aditya melamar Melati.

Dalam suasana makan siang yang romantis, Aditya melamar Melati. Aditya yang yakin Melati akan menerima lamarannya, terpaksa harus kecewa ketika Melati mengatakan bahwa dia belum siap untuk menikah. Aditya tidak mempermasalahkan jawaban Melati, dia hanya minta Melati tetap menyimpan cincin itu dan akan memakainya bila dia sudah siap. Bila Melati berubah pikiran, Melati boleh mengembalikan cincin itu kepada Aditya.

Shafa kembali menemui Selva, kali ini untuk mengembalikan uang yang dulu diberikan Selva agar Shafa mau meninggalkan Dika. Shafa mengatakan bahwa cintanya tidak bisa dibeli. Tanpa sengaja, Shafa mual-mual didepan Selva. Mengetahui hal itu, Selva panik. Selva takut Shafa hamil karena Dika.


Keluar dari rumah Selva, Shafa bertemu Aurel. Mereka sempat beradu mulut karena Aurel mengatakan bahwa Shafa sudah merebut pacarnya. Menurut Shafa, sebutan itu lebih pantas untuk Aurel. Shafa yakin Dika tidak pernah mencintai Shafa. Shafa bahkan menanyakan apa Dika pernah bilang cinta ke Aurel.


Pulang dari makan siang, Melati bercerita ke Siska bahwa Aditya baru saja melamarnya. Tanpa disengaja, Marvel mendengar pembicaraan mereka. Melati mengatakan bahwa dia masih belum siap, karena kalau ia menikah dengan Aditya, itu berarti ia harus meninggalkan pekerjaannya dan pergi ke New York. Lagipula, Melati masih belum yakin dengan perasaannya terhadap Aditya. Mendengar kata-kata Melati, Marvel senang bukan main.


VIDEO :

- Episode 19, Part 1
- Episode 19, Part 2
- Episode 19, Part 3
- Episode 19, Part 4
- Episode 19, Part 5
- Episode 19, Part 6