Sunday, November 9, 2008

Episode 18

Sampai di rumah, Marvel masih tidak habis pikir kenapa Kezia melakukan itu semua kepadanya. Tapi dasar Marvel, dia yakin sekali kalau pasti Kezia akan menyesal melakukan itu dan kembali padanya.
Sementara itu, Melati merasa kasihan dengan Marvel. Dia berniat mengirim SMS bernada menghibur agar Marvel tidak lagi memikirkan kejadian di restoran tadi. Namun, akhirnya Melati membatalkan niatnya mengirim SMS tersebut.

Dika akhirnya pergi ke rumah Shafa. Ketika akan menjelaskan sesuatu, Shafa langsung memeluknya dan melarang Dika berkata apapun. Dika yang semula menemui Shafa untuk mengakhiri hubungan mereka, menjadi membatalkan niatnya.

Keesokan harinya, Marvel datang ke kantor dengan muka kusut. Melati mengatakan bahwa dia kangen Marvel yang dulu. Yang selalu ketawa, gokil dan lebay. Marvel yang sekarang tidak seperti itu lagi. Dan untuk membuat Marvel ketawa, Melati memasang muka jeleknya. Hasilnya, Marvel malah menertawainya dan bilang wajah Melati seperti boneka babi.
Karena ikut bersimpati dengan Marvel, teman-teman kerja Marvel ingin ikut membantu Marvel menyelesaikan masalahnya. Mungkin saja Kezia melakukan itu semua karena dia cemburu melihat foto Marvel dan Melati yang memang sangat mesra. Kalau memang Kezia cemburu, Melati bersedia menjelaskan semuanya pada Kezia. Tapi Marvel mengatakan bahwa Kezia tahu bahwa semua itu hanya semata-mata urusan pekerjaan. Tidak lama kemudian, handphone Marvel berbunyi. Ternyata Kezia yang mengajaknya bertemu makan siang.


Marvel mengira Kezia akan menjelaskan bahwa laki-laki semalam adalah temannya. Tapi ternyata Kezia malah memutus Marvel. Kezia melakukan itu karena ternyata Marvel hanya anak tiri Pak Surya. Sekolahnya pun hanya SMA, lama menjadi pengangguran, dan sekarangpun pekerjaannya hanya karyawan biasa, tidak selevel dengan Kezia.


Sampai kantor, teman-teman Marvel bertanya tentang Kezia. Marvel bercerita kalau Kezia dan Marvel sudah putus. Karena dia hanya lulusan SMA, kacau, duit pas-pasan. Mana ada cewek yang mau diajak susah. Mendengar Marvel mengatakan hal itu, tanpa sadar Melati mengatakan bahwa dia mau diajak susah. Sadar akan ucapannya barusan, Melati segera menambahi, bahwa tidak semua cewek itu matre. Kalau Melati yang jadi pacar Marvel, tentunya senang sekali punya pacar baik, bisa bantuin apa saja, bisa masak, menyanyi juga bisa. Marvel senang ternyata Melati ingat semua yang pernah dilakukannya.
Marvel berterima kasih karena Melati sudah memberinya semangat. Memang tidak semua cewek seperti Kezia. Dan di dunia ini hanya ada 2 perempuan hebat, yaitu Melati dan mamanya.

Karena merasa masalahnya dengan Dika belum selesai, Shafa datang ke kantor Dika. Tapi ternyata Shafa malah melihat Dika akan pergi dengan Aurel. Melihat Shafa datang, Aurel bersikap sok mesra dengan Dika. Dika segera meminta Aurel menunggunya di mobil. Setelah Aurel pergi, Shafa menanyakan hubungan Dika dengan Aurel. Dika mengatakan bahwa semua bukan urusannya lagi. Karena hubungan mereka sudah berakhir. Tadi malam pun sebenarnya Dika akan memutus hubungannya dengan Shafa.
Mendengar Dika mengatakan hal itu, Shafa hanya bisa menangis.


Sementara itu, Marvel yang masih belum menyelesaikan pekerjaannya, terpaksa harus lembur. Melihat itu, Melati menyarankan agar pekerjaan Marvel diteruskan besok aja. Melati minta maaf karena tidak bisa menemani Marvel lembur. Sebenarnya Marvel ingin ditemani Melati, tapi dia tahu kalau malam itu Melati ada janji makan malam dengan Aditya dan mamanya. Marvel mendoakan semoga makan malamnya dengan calon mertua bisa sukses.

Ternyata mama Aditya tidak bisa ikut makan malam, dia hanya menitipkan undangan Pameran Berlian untuk mama Melati. Ketika Melati akan menelepon mamanya untuk memberitahukan undangan pameran, ternyata dia tidak berhasil menemukan handphonenya. Melati baru ingat kalau HPnya tertinggal di meja kerja.
Pulang makan malam dengan Aditya, Melati mampir ke kantor untuk mengambil HPnya yang ketinggalan. Ternyata Marvel masih ada di kantor dan ketiduran di meja. Melihat Marvel ketiduran di meja, Melati membelikan minuman botol dan meletakkannya di sebelah Marvel. Lalu mematikan komputer Marvel sebelum kemudian pulang.


Selva yang menerima undangan dari mama Aditya, senang bukan main. Dia sudah membayangkan akan bertemu dengan orang-orang kelas atas. Dan kalau nanti Melati menikah dengan Aditya, undangan yang datang tentunya bukan orang sembarangan. Tentunya dia akan jadi orang kaya. Dika akan menjadi pemilik Royale Supermarket, sementara Melati menjadi menantu konglomerat.

Teman-teman Marvel berencana membuat Marvel kembali seperti dulu lagi. Ada yang mengusulkan mengajak Marvel ke Dufan, ada juga yang akan mengenalkan Marvel dengan cewek lain. Ketika Marvel datang, Marvel malah sibuk bertanya siapa yang meletakkan minuman diatas mejanya tadi malam. Karena tidak mau mengaku, Melati mengatakan bahwa mungkin fans Marvel yang melakukannya.

Waktu makan siang, Shafa menelepon Marvel dan mengajak bertemu sepulang dari kantor. Semua menggoda Marvel, baru saja putus dengan Kezia, sudah ada cewek lagi yang mengajaknya berkencan.
Marvel mengatakan, cewek itu memang pacar pertamanya, tapi sekarang diantara mereka sudah tidak apa-apa. Dia sudah menganggapnya adik. Melati sedikit cemburu melihat Marvel menerima telepon dari perempuan lain.


Pulang kantor, Melati mengingatkan Selva agar bersiap datang ke pameran mama Aditya. Selva yang sudah antusias sekali datang ke pameran itu meminta saran kepada Melati baju apa yang nanti harus dikenakan. Bukannya menjawab pertanyaan Selva, Melati malah sibuk memikirkan pacar pertama Marvel.

Ditempat lain, Shafa curhat dengan Marvel bahwa dia baru saja diputus pacarnya. Marvel marah dan akan memberi perhitungan bila nanti bertemu dengan pacar Shafa. Marvel sendiri juga bercerita bahwa Kezia pun telah memutusnya. Sadar mereka berdua senasib, mereka sepakat untuk melupakan mantan-mantannya dan bersenang-senang untuk melupakan kesedihan. Akhirnya mereka main games dan makan es krim bersama. Shafa benar2 melupakan kesedihannya, dia tidak pernah merasa sesenang hari itu.


Keesokan harinya, Melati dan Marvel harus pergi ke pabrik. Dan karena kebutuhan pekerjaan, mereka memakai baju yang sama. Melihat mereka begitu serasi, semua teman meledek mereka berdua. Bahkan Pak Broto mengatakan mereka sudah seperti suami istri.
Di pabrik, Marvel dan Melati memasak sup untuk kemudian dibagi-bagikan ke anak-anak kecil. Marvel yang lebih pandai memasak, sibuk menyiapkan masakan. Ketika Marvel membagi sup, Melati membantu memotong-motong sayuran. Sambil memotong2 sayur, Melati memperhatikan Marvel yang terlihat cakap melayani anak-anak kecil. Karena kurang berkonsentrasi, tangannya tergores pisau.
Marvel segera datang menolong, Melati yang semua menolak untuk diobatin terpaksa mendapat omelan dari Marvel. Kalau melakukan sesuatu, jangan sambil jelalatan.
Pulang dari pabrik, Marvel menawarkan diri membawa mobil Melati. Di jalan mereka berdua ramai bercanda dan menyanyi.


Sementara itu, Aditya menjemput Melati di kantornya. Tetapi ternyata Melati pergi ke pabrik dengan Marvel tanpa memberitahunya. Aditya merasa Marvel sedang berusaha menarik perhatian Melati. Dengan emosi Aditya segera menelepon Melati.

Ketika sampai ditempat pameran, Aditya melihat Marvel mengantar Melati. Pada saat Melati hendak turun, seatbelt yang dikenakannya ngadat. Karena tidak berhasil membukanya, Marvel membantu Melati. Aditya yang saat itu melihat mereka berdua dari kejauhan, mengira mereka berdua sedang berciuman.